Sebagian besar sajak Goenawan Mohamad yang terhimpun dalam Tigris ini belum pernah diterbitkan dalam bentuk buku, sebagian lagi terserak dalam sejumlah antologi. Seleksi terhadap sajak-sajak ini dilakukan oleh Goenawan sendiri, dengan sesekali berdiskusi dengan Tia Setiadi.

Sajak-sajak Goenawan nyaris selalu menyihir kita karena mampu menyemburkan kekuatan rahasia dan tersembunyi
bahasa. Tiap kata dalam sajaknya unik dan tak tergantikan. Maka sajak-sajaknya menjadi satu keutuhan yang hidup,
dan tak terpisahkan. Ia mengilaskan problem-problem mendasar dan genting manusia, dalam aksentuasi yang khas dan
pribadi.

Sajak-sajak Goenawan dalam kumpulan Tigris ini juga kaya: ia acap memberaikan latar sejarah yang beraneka, berlapis-
lapis, membentangkan tempat-tempat jauh atau dekat, bolak-balik antara jagat silam atau kini.

Membaca sajak-sajak Goenawan, membuat kita masih merasa tercengang - mungkin terpesona - dan heran dengan manusia. (Tia Setiadi)