Detail Cantuman
Advanced Search
Text
Menebus Dosa: Makna dan Tatacara Bertobat
Adalah kenyataan sejarah bahwa Nabi Adam a.s., Bapak Umat Manusia, tergelincir dalam perbuatan dosa. Karenanya, jika manusia tergelincir dalam dosa seperti bapaknya, maka itu merupakan 'kebiasaan yang diwarisi sejak dulu'. Namun, bila sang bapak menambal setelah memecahkan, membangun setelah menghancurkan, bertobat setelah berbuat dosa, hendaklah hal itu juga dijadikan teladan, sehingga peniruan dilakukan dalam kedua sisinya: positif dan negatif.
Sesungguhnya Adam a.s telah menggeretakkan gigi penyesalan kepada Allah atas apa yang telah dilakukannya. Maka, orang yang bertobat sesungguhnya telah menegakkan argumentasi atas keabsahan garis keturunannya kepada Adam dengan cara tetap berpegang pada batasnya sebagai manusia. Sementara itu, orang yang terus-menerus berjuang dalam dosa dan kezaliman berarti mencatatkan dirinya pada garis keturunan setan.
Tobat adalah jalan yang wajib ditempuh oleh setiap manusia, mengingat tak seorang pun dapat terhindar dari dosa. Tobat adalah juga kewajiban yang harus segera dilakukan, mengingat tak seorang pun mengetahui kapan umurnya berakhir, Inilah hakikat firman Allah: Bertobatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang beriman, agar kalian beruntung. Ini karena tobat berarti kembali dari jalan yang menjauhkan diri dari Allah menuju jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.
Buku ini membahas ihwal pengertian tobat, dosa-dosa yang perlu diobati, syarat-syarat diterimanya tobat, dan cara menghindari pengulangan perbuatan dosa. Seperti biasanya, Iman al-Ghazali selalu menyentuh pembahasan yang seringkali luput dari perhatian para ulama lainnya.
Ketersediaan
0011819 | 297.5 GHA m | RAK U | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
297.5 GHA m
|
Penerbit | Pustaka Hidayah : Bandung., 2003 |
Deskripsi Fisik |
243 hlm.; 21 cm.
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
297.5
|
Tipe Isi |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain