Bakso merupakan makanan rakyat yang biasa kita temui disetiap tempat. Karena makanan rakyat, tidak heran semua kalangan masyarakat menyukainya. Baik tua maupun muda, terlepas dari strata sosial apapun. Belum pernah saya menemukan orang yang tidak suka “bola-bola daging” ini. Bakso malang merupakan salah satu varian makanan ini. Di kota Bandung, saya menemukan ada dua “warung” bakso malang yang cukup banyak digemari orang, yaitu MANDEEP yang terletak di daerah Taman Citarum (Masjid Istiqomah) dan ENGGAL yang berlokasi di Jl. Burangrang No.12 (dekat SMA BPI) dan Baso Malang Karapitan.

BASO MALANG ENGGAL

Nama baso malang enggal tentunya sudah terkenal, bukan hanya dikalangan orang Bandung, tapi mungkin untuk orang-orang Jakarta yang gemar berlibur ke Bandung ketika akhir pekan tiba. Hal tersebut bisa kita amati dari panjangnya antrian ketika hendak memesan semangkuk baso malang hangat yang disediakan di tempat ini. Namun lelahnya mengantri seakan sirna ketika kita mulai mencicipi butir demi butir baso malang yang terhidang, karena rasa kaldu dari kuah baso malangnya begitu berasa, ditambah lagi bagian kering-keringannya pun terasa empuk (rapuh) dan mudah untuk digigit.

Baso malang yang terletak di jalan burangrang No. 12 Bandung ini sudah mulai berjualan sejak dulu masih menggunakan gerobak dibawah tenda, dengan bangku seadanya. Dan kini sudah memiliki tempat makan yang sudah permanen tepat diseberangnya . Tempat ini buka dari mulai pukul 9 pagi, dan akan semakin ramai dikunjungi menjelang tutupnya pada pukul 10 malam.

Jika kita datang ke tempat ini, kita sudah harus langsung mengantri untuk mengambil mangkuk, mengisinya dengan bawang dan seledri, untuk kemudian mengisi mangkuk kita dengan aneka jenis baso malang. Untuk bagian yang kering, ada : baso goreng, siomay goreng, dan kresol (berbentuk panjang seperti lumpia). Sedangkan untuk bagian basah atau kukus, ada : siomay, baso tahu, baso urat besar, baso polos besar dan baso polos kecil. Atau bisa juga memilih 4 buah paket yang disediakan. Selesai itu tinggal membayar, maka pesanan akan langsung diantarkan ke tempat kita duduk.

Areal parkir yang kurang lega menjadi kendala tersendiri untuk dapat menikmati hangatnya baso malang ditengah dinginnya udara Bandung. Namun tidak perlu khawatir, karena baso malang enggal juga sudah membuka cabang di jalan Pasteur No. 61 Bandung. Jadi lebih mempermudah buat orang-orang luar Bandung yang hendak menikmatinya.

 

BAKSO MALANG KARAPITAN

Sejak hadir di pertengahan tahun ’97, Bakso Malang langsung melejit. Makanya tak heran kalau cabangnya terus bertambah. Sampai sekarang sudah ada di :  jl. Karapitan, jl. RE Martadinata, jl. Soekarno-Hatta, Jl. Merdeka, di King’s Shop ping Center, dan Ciwalk. Menu yang tersedia cukup beragam. Di antaranya bakso malang campur, ceker, bakso urat, bakso telur, batagor, dan siomay. Tersedia pula bakso mini, bakso goreng, pangsit goreng sampai nasi goreng. ”Variasi makanan ini sengaja disediakan supaya pengunjung tidak bosan. Yang penting juga bakso kami berada di bawah pengawasan LP POM MUI Jabar,” terang Nono Warsono, operation manager Bakso Malang Karapitan.

Menu tadi masih ditambah dengan rujak jagung bakar. Penganan ini sebetulnya hanya jagung manis yang dibakar, disisir, lalu disajikan bersama kuah asinan. Tempat makan yang buka setiap hari sejak jam 10 pagi hingga 10 malam ini setidaknya kedatangan 100 pengunjung setiap harinya. “Kalau malam minggu, pasti sulit dapat tempat,” ujar Nono.

Padahal kapasitas pengunjungnya mencapai 100 orang.

Begitu menariknya tempat ini sehingga banyak banyak artis yang pergi ke Bandung menyempatkan diri mencicipi makanannya. Di salah satu dindingnya terpajang semacam “Hall of Fame” yang berisi foto dan tanda-tangan artis-artis terkenal yang berkunjung ke sana. Tak kurang dari Setiawan Djodi, Ruth Sahanaya, dan Ari Sudarsono membubuhkan tanda tangannya di situ.


Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog